Hukum Memajang Kaligrafi Di Dinding Rumah Islam Melarangnya

Hukum Memajang Kaligrafi Di Dinding Rumah Islam Melarangnya 1. pandangan yang melarang. hukum memajang kaligrafi di dinding rumah pertama merupakan pandangan yang melarangnya. ulasan ini kami lansir sepenuhnya dari laman konsultasisyariah . dalam penjelasan di konsultasisyariah disebut, jika memasang kaligrafi dalam bentuk tulisan al qur’an, pujian, dan jenis lainnya, bisa menjadi penyebab. Memasang kaligrafi atau tulisan yang berisi ayat al quran atau pujian untuk allah, dengan model apapun, bisa menjadi sebab penghinaan terhadap nama allah atau ayat al quran. karena itulah, para ulama dari berbagai madzhab, melarang memasang tulisan ayat al quran atau kalimat dzikir atau yang menyebutkan nama allah, agar tidak dipajang di dinding.

Hukum Memajang Kaligrafi Di Dinding Rumah Islam Melarangnya Hukum memasang kaligrafi memang masih membingungkan umat muslim. ada ulama yang mengatakan boleh, namun tak sedikit ulama yang tidak memperbolehkannya. pertanyaan tentang ini pun sempat dijawab oleh ustaz khalid basalamah. dia mengatakan hukum memajang kaligrafi di dinding rumah adalah mubah atau aktivitas yang berstatus boleh untuk dilakukan. Hanya saja, menurut para ulama, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika hendak menghiasi masjid dengan kaligrafi ayat ayat al quran. pertama, harus diletakkan atau diukir di bagian tempat yang tinggi. kedua, harus diletakkan atau diukir pada bagian dinding yang kokoh sehingga tidak mudah jatuh dan tulisan kaligrafinya tidak mengelupas. Hukum memajang ayat kursi. muhammad abduh tuasikal, msc september 25, 2011. 53 0 2 minutes read. di rumah kaum muslimin seringkali dipajang kaligrafi ayat kursi. di antara tujuan mereka memasangnya ialah agar rumah tersebut tidak diganggu setan atau setan bisa menjauh dari rumah. ada juga yang bertujuan untuk ‘ngalap berkah’ (tabarruk. Karena al qur’an diturunkan oleh allah ta’ala bukan sebagai hiasan di dinding. imam nawawi rahimahullah berkata: “tidak diperkenankan menulis al qur’an dengan sesuatu yang najis. dan dimakruhkan menulisnya di dinding menurut (madzhab) kami.” (at tibyan fi adabi hamalatil qur’an, hal. 110).